Selasa, 02 November 2010

Strategi Pasar Yamaha dan Honda




Strategi Yamaha Melawan Honda


Seni Perang Yamaha Melawan Honda adalah dengan memanfaatkan kelengahan. Yamaha memutuskan untuk tidak bersaing secara frontal dengan Honda yang menguasai pasar, tapi dengan mempelajari kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan pesaing, melakukan inovasi dan menyerang celah pasar yang tidak dijaga. Kombinasi dua strategi dasar yang paling ampuh, yaitu rekonfigurasi rantai nilai dan membangun ceruk pasar:

Membangun Ceruk Pasar
Pasar sepeda motor domestik selama ini dikuasai oleh Honda, sebagai satu-satunya pemain dengan pangsa pasar lebih dari 50% sehingga menciptakan pasar oligopoli yang dominan. Honda bermain banyak pada segmen motor bebek dan motor laki dengan mengusung 125cc. Yamaha yang selama ini pangsa pasarnya kecil hanya sekitar 20% mulai mengatur strategi.


Strategi yang digunakan Yamaha adalah niche penetration strategy, di mana Yamaha menghindari konfrontasi langsung dengan Honda selaku pesaing yang lebih besar. Yamaha fokus pada segmen pasar tunggal dengan mencari ceruk pasar yang tidak dimainkan oleh Honda. Yamaha melihat bahwa pasar skuter matik yang dipelopori oleh Kymco memiliki peluang emas. Sayangnya Kymco sebagai pelopor tidak gigih dalam melakukan promosi dan Kymco tidak mendefinisikan dengan jelas target pemakai skuter matik tersebut. Kemudian Yamaha maju dengan produk skuter matik berdesain ramping dan fleksibel yang diberi nama Mio. Target segmentasi Mio adalah wanita, yang ternyata juga mencuri perhatian kaum pria. Hal ini tampak dari dominasi pembeli Mio adalah pria sebanyak 60%. Sehingga kemudian Yamaha mengeluarkan Mio Sporty yang ditargetkan untuk pemakai pria.


Selain itu, Yamaha juga bermain pada pasar 100-110cc dengan mengusung Vega R. Di mana sebelumnya Honda tidak terlalu fokus pada pasar ini. Padahal pasar ini cukup menjanjikan, sebab kelasnya gemuk dan murah, sesuai dengan kondisi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil.

Rekonfigurasi rantai nilai
Aktivitas utama pada rantai nilai Yamaha adalah inbound logistics, lalu operation mulai dari tahapan engine assembly, perakitan rangka, pengelasan secara robotik, pengontrolan kualitas, pengemasan dan pengiriman. Aktivitas operasi Yamaha sangat baik, hal ini tampak dari penghargaan yang dianugerahkan bagi Yamaha yaitu ISO 9001:2000, di mana untuk memenuhi persyaratan ISO 9001:2000 ini setiap proses manufaktur harus mengikuti pedoman mutu yang sudah dibakukan. Pedoman ini mengatur semua aspek prosedur, perencanaan, dan instruksi kerja yang mutlak harus dilaksanakan dengan tepat, sehingga mutu setiap produksi tetap terpelihara.



Kemudian outbound logistics memelihara jaringan penjualan domestik. Untuk menjangkau 13.000 pulau yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, Yamaha menunjuk pihak-pihak yang profesional yang dapat diandalkan sebagai mitra kerja. Melalui jaringan lebih dari 800 dealer resmi, Yamaha menyediakan dukungan pelayanan yang lengkap, termasuk jasa perawatan dan penyediaan suku cadang.

Marketing research yang diterapkan Yamaha untuk membentuk kombninasi 4P (price, product, place, promotion) sukses mengalahkan Honda. Pertama price, Yamaha dengan berbagai macam produk harga yang dikeluarkan lebih murah dari Honda. Beberapa contoh :
• Vario Vs Mio, Vario di jual dengan harga Rp. 13.15 juta sedangkan Mio Rp. 10.8 juta .
• Vario CW vs Mio sporty, Vario CW di jual dengan Rp. 14.15 juta sedangkan Mio Sporty Rp. 11.58 juta.
• Honda Tiger vs Yamaha Scorpio, Honda Tiger dengan harga Rp. 20.4 juta sedangkan Yamaha Rp. 19.38.
• Supra Fit vs Vega R, Supra Fit dengan harga Rp. 11.4 juta sedangkan Vega R Rp. 11.2 juta.
• Supra X 125R vs Jupiter Z, Supra X 125R dengan Rp. 15.4 juta sedangkan Jupiter Z Rp. 13.8 juta.


Selain itu, akibat penjualan sepeda motor selama triwulan I 2006 turun tajam, menyebabkan para pemain dalam industri sepeda motor melakukan perang harga atau diskon. Pada saat itu, Honda juga ikut berperang dengan memberikan insentif atau bonus uang muka dan suku bunga yang sangat ringan. Sebaliknya Yamaha bergeming dengan tidak memberikan diskon harga dan uang muka yang berlebihan.

Kompetisi memang merupakan suatu keharusan, tetapi melakukan perang diskon antara merek-merek yang sudah kuat hanya akan merugikan perusahaan yang bersangkutan. Yamaha memutuskan untuk tidak terjebak pada perang diskon. Yamaha lebih fokus dalam hal kualitas dan produk yang bagus demi kepuasan pelanggan. Karena dengan memberikan harga murah dengan dalih diskon pasti akan mengorbankan kualitas. Dengan menjaga harga, terbukti nilai jual kembali Yamaha menjadi lebih tinggi daripada merek lainnya.

Kedua, dalam hal product Yamaha lebih unggul dengan menguasai segmentasi. Yamaha meluncurkan banyak model dan menjadi inovator pabrikan Jepang pertama yang mengeluarkan skubek otomatis pertama di tanah air, bahkan Yamaha berani mengeluarkan Mio yang pada awalnya untuk wanita ternyata juga disukai oleh pria, hasilnya luar biasa Yamaha menjadi nomor 1 untuk pangsa pasar skubek. Tidak berhenti disitu Yamaha juga mengeluarkan Jupiter-MX yang merupakan bebek dengan spesifikasi paling baik di kelasnya dan model paling sporty, serta baru-baru ini mengeluarkan Vixion untuk kelas motor sportnya.










Thanks to:
Agnes Kurniawan